Perusahaan baja terbesar di dunia saat ini, dimana pemiliknya
merupakan salah satu orang terkaya di dunia. Beberapa kali, dia masuk dalam
lima besar orang terkaya dengan nilai miliaran dolar Amerika. Orang tersebut
adalah Lakshmi Mittal atau juga dikenal sebagai Lakshmi Niwas Mittal. Pria asli
India namun kini bermukin di London Inggris ini bahkan mendapat predikat
sebagai orang terkaya di daratan Inggris. Simbolisasi kesuksesan Lakshmi dalam
bisnis tercatat melalui kisahnya saat membeli rumah termahal dalam sejarah,
Kensington Mansion, yakni senilai US$128 juta. Ia juga menikahkan putrinya,
Vanisha, dengan sebuah pesta pernikahan paling mewah di abad 20. Konon untuk
pesta itu, ia menghabikan dana US$50 juta lebih.
Menurut
Zia Permata Buana, Mittal cocok dijadikan sebagai salah satu tokoh terkaya di
dunia yang patut ditiru ilmu kesuksesannya bagi masyarakat Indonesia. Mittal
yang terlahir di negara India yang tingkat kapadatan jumlah penduduknya di
benua Asia menempati urutan kedua setelah China ini, dibesarkan dari keluarga
yang tidak mampu sebagaimana banyak keluarga di Indonesia. Selain itu, proses
kesuksesan Mittal dalam bisnis Baja-nya selama ini juga tidak jauh dari
masyarakat Indonesia. Selama bertahun-tahun Mittal memulai bisnis dan
menggalang strategi di tanah
Indonesia, Surabaya.
Semua
nilai kekayaan yang dimiliki Lakshmi memang sangat menyilaukan. Semua itu didapatnya
dari perjuangan keras selama puluhan tahun. Awalnya Lakshmi yang terlahir di
Sadulpur, Churu, sebuah bagian dari Rajashtan India, adalah seorang yang sangat
miskin. Saat kecil, ia dan keluarganya tinggal di sebuah rumah yang dihuni oleh
20 orang. Mereka hanya tidur di lantai, yang kadang beralaskan rotan. Untuk
memasak, mereka membuat perapian dari tumpukan batu bata di belakang rumah yang
dibangun oleh kakeknya.
Ia
dan keluarganya tak mau selamanya hidup menderita, sehingga mereka bertekad
untuk bisa mengubah nasibnya. Karena itu, ia kemudian ikut ayah dan keluarganya
pindah ke Calcutta India. Di sana – ayahnya – Mohan, mendapat peluang mengubah
nasib setelah bermitra dengan salah satu rekan membuat sebuah usaha di bidang
baja. Dan, inilah, rupanya awal Lakshmi berhubungan dengan sebuah usaha yang
kini membesarkan namanya.
Di
balik kesuksesan dan melimpahnya harta kekayaan yang dimiliki Mittal, ternyata
tidak jauh dari peran dan komitmen Ayahnya, Mohan, yang menomor satukan pendidikan
anak-anaknya.
Bagi Mohan, pendidikan merupakan jembatan yang bisa mengentaskan mereka dari
lembah kemiskinan. Melalui pendidikan seseorang berpeluang luas untuk melakukan
mobilitas vertikal, baik harta kekayaan maupun penghormatan sesama manusia dan
'ketentraman' spiritualitas secara pribadi. Ia pun kemudian menyelesaikan
pendidikan Bachelor of Commerce degree di
St. Xavier’s College Calcutta. Di sinilah, kemudian Lakshmi berupaya
membuktikan bahwa pendidikannya tak sekadar teori. Ia lantas terlibat lebih
jauh dengan usaha keluarganya di bisnis baja. Dengan pengetahuan dan
pergaulannya yang luas, ia pun berupaya mengembangkan usaha keluarganya bukan
hanya di India, melainkan menjangkau wilayah internasional.
Lakshmi
mencoba membeli sebuah perusahaan yang nyaris bangkrut di Indonesia pada tahun
1976. Dari sinilah, tangan dinginnya mampu membuat usahanya terus berkembang. Tetapi
sungguh disayangkan, pada tahun 1994, saat di mana usaha keluarga itu makin
menanjak, sebuah perbedaan, membuat usaha itu pecah. Lakshmi lantas memilih
jalan membesarkan usahanya sendiri, tanpa melibatkan keluarga. Ia kemudian
dibantu oleh istrinya, Usha.
Perpecahan
tersebut justru membuat usahanya semakin kencang. Ia berhasil mengembangkan
Mittal Steel hingga merambah belasan negara dan empat benua. Ia juga menemukan
sejumlah inovasi pengembangan usaha baja yang membuat pabriknya menjadi yang
terbesar di dunia dengan jutaan ton produksi. Lakhsmi dianugerahi beberapa
predikat dari beberapa lembaga dan media terkemuka di dunia. Dari Majalah
Fortune Eropa, ia diberi predikat European
Businessman of the Year 2004. Selain itu, ia juga digelari the Willy Korf Steel Vision Award di
1998 oleh American Metal Market and
PaineWeber’s World Steel Dynamics atas dedikasinya dalam industri baja.
“Banyak orang bekerja
keras. Karena itu, jika ingin sukses kita harus bekerja lebih keras dan
mendedikasikan diri pada tujuan yang ingin kita capai,” sebut Lakshmi.
Sumber Bacaan :
http://id.wikipedia.org/wiki/Lakshmi_Mittal
http://goldenfibonacci.com/?p=905
http://www.suaramedia.com/ekonomi-bisnis/strategi-bisnis/28526-korek-ilmu-kesuksesan-lakshmi-mittal-si-mantan-bocah-fakir.html
http://www.forbes.com/profile/lakshmi-mittal/
http://ibnlive.in.com/news/decision-making-is-slow-in-india-lakshmi-mittal/253024-7.html
Sumber Gambar :
http://www.livemint.com/2012/04/28152645/Lakshmi-Mittal-says-Indian-pro.html